Lantik Pengurus PMI Morowali, Hidayat Lamakarate: Pentingnya Menaikkan Anggaran Markas
PROLIFIK.ID – Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Morowali baru saja dilantik, Senin (24/6/2024) di Aula Bapelitbangda daerah tersebut. Pelantikan diakukan langsung Ketua PMI Provinsi Sulawesi Tengah, Hidayat Lamakarate.
Pengukuhan tersebut melantik Yusman Mahbub sebagai Ketua PMI Morowali yang saat ini menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Morowali, dan menunjuk Irwan sebagai Dewan Kehormatan PMI Morowali.
Dalam sambutannya, Hidayat Lamakarate menyampaikan agar Ketua PMI Morowali setelah dilantik bisa menaikkan anggaran untuk kepentingan markas. Hal itu menurutnya penting demi mendukung kinerja markas agar lebih maksimal.
“Saya waktu pertama kali dilantik jadi Ketua PMI, saya juga Sekretaris Daerah Provinsi. Saat itu anggaran PMI masih kecil, begitu saya dilantik, saya naikkan anggarannya. Saya berharap ini juga dilakukan Ketua PMI Morowali yang juga selaku Sekda Morowali,” ucap Hidayat dalam sambutannya.
Baginya mengalokasikan anggaran yang sebesar-besarnya bagi PMI, suatu hal yang realistis untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas kemanusiaan.
Dijelaskan Hidayat, PMI adalah organisasi yang bekerja secara sukarela sesuai prinsipnya, tetapi yang perlu dilihat yakni manusia yang bekerja di dalamnya yang juga butuh hidup, menghidupi keluarga dan orang lain di sekitarnya.
“Sehingga ketika dia bekerja secara sukarela kepada masyarakat, maka negara yang harusnya memperhatikan kesejahteraan mereka,”ucap Hidayat lagi.
Itulah sebabnya pemerintah wajib menyediakan dana dan hal itu tertuang di dalam Undang-Undang PMI yang belum lama ini disahkan. Di dalamnya menyebutkan negara diwajibkan memberikan dukungan terhadap organisasi PMI dalam menjalankan tugas kemanusiaan.
“Sehingga ini yang selalu saya sampaikan kepada PMI kabupaten dan kota sebab ada beberapa daerah antara pengurus dengan kepala daerahnya tidak harmonis, sehingga anggaran dihapuskan,”tutur Hidayat.
“Bayangkan anggaran PMI dihapus, bagaimana jika ada bencana. Jadi saya jelaskan kepada pemerintah sesungguhnya ketika terjadi konflik kepentingan kedua belah pihak harus melihat tugas dan fungsi,”jelasnya lagi.
Besar harapan Hidayat setelah PMI Morowali di tangan Ketua yang baru, organisasi itu jadi lebih terarah untuk tugas kemanusiaan demi Morowali lebih baik ke depan ditunjang dengan operasional yang cukup.
“Saya percaya beliau bisa lakukan itu,” ucapnya lagi.
Sebagai Ketua PMI Provinsi Sulawesi Tengah dua periode, Hidayat mengaku PMI adalah organisasi yang cocok dan sepaham dengan jiwanya sebab di organisasi itu ada kegiatan kemanusiaan di mana setiap orang bisa hadir untuk memberikan bantuan dukungan kepada masyarakat.
“Di peristiwa kebencanaan PMI baik pusat dan daerah selalu hadir. Bahkan PMI masih berada di antara masyarakat ketika yang lain sudah meninggalkan mereka. Ini prinsip kita dalam bekerja,”tutur Hidayat.
Di matanya, Kabupaten Morowali merupakan suatu wilayah yang menjadi kunjungan banyak orang karena adanya aktivitas besar di daerah tersebut. Sehingga banyak hal yang bisa terjadi di Morowali.
“Sehingga keberadaan PMI sangat penting sekali. Oleh karena itu saya menitipkan harapan, agar ketua yang baru untuk mengaktifkan kembali kepengurusan dan seluruh jajaran markas karena di situlah tulang punggung,” jelas Hidayat.
Sementara itu, Ketua PMI Morowali yang baru saja dilantik, Yusman Mahbub menuturkan, selaku Ketua PMI Morowali dirinya akan memikul tanggung jawab tersebut. Hal pertama yang akan dia lakukan yakni pembenahan struktur kelembagaan.
“Sebagai Sekda Morowali saya juga ketua tim anggaran. Kemarin saya sudah sampaikan kepada rekan-rekan pengurus rincikan anggaran yang menjadi kebutuhan PMI. Kebetulan kita masih dalam proses pembahasan APBD perubahan dan APBD 2025,”ungkapnya.
Di sisi lain, dirinya selaku mewakili Pj Bupati Morowali, Rachmansyah Ismail yang hari itu tidak sempat hadir mengucapkan terimaksih atas kedatangan Ketua PMI Provinsi Sulawesi Tengah untuk melantik PMI Morowali.
“Mewakili Pj Bupati, saya menyampaikan agar jajaran pengurus bekerja profesional,” pintanya.
Menurut Yusman, Kabupaten Morowali adalah daerah sasaran investasi di mana banyak berdiri kawasan industri dengan jumlah manusia yang begitu banyaknya.
“Hampir setiap tahun 22 ribu orang masuk di Morowali, paling kecil 2000 orang karena mereka bekerja di Morowali. Belum lagi di Morowali banyak persoalan, orang yang sakit banyak, bencana alam,”ungkapnya.
Semuanya sudah tentu butuh uluran tangan PMI untuk bersama-sama menangani persoalan kemanusiaan.
Hadir dalam pelantikan, salah satu perusahaan yang ada di Morowali PT Hengjaya Mineralindo, pada kesempatan itu diberikan piagam penghargaan oleh PMI Morowali berkat partisipasinya dalam mendukung ketersediaan darah di Morowali.
“Kami memang setiap tahun punya program donor darah,”kata Corporate Social Responsibility (CSR) PT Hengjaya, Laode Alfitra.
Berkat komitmen itu, pihaknya juga menjadi satu-satunya perusahaan di Morowali yang berkontribusi memberikan bantuan kulkas penampung darah ke Pemda Morowali yang telah dilakukan sejak tahun lalu.
“Tahun ini kami kasih bantuan lagi dengan kapasitas penampungan yang lebih besar dari sebelumnya. Setiap kulkas bantuan kami bisa tetap digunakan selama 12 jam apabila lampu padam,”jelasnya.
Laode Alfitra berharap, langkah yang dilakukan perusahaan itu bisa diikuti sebanyak 130 perusahaan lainnya yang ada di Morowali. INT
Hits: 88