Penciptaan Seni Kerajinan Cangkang Kerang Ala Ibu Murni, Unik dan Kreatif
PROLIFIK.ID – Wilayah kita, Indonesia terkenal sebagai negara dengan hasil laut yang melimpah, salah satunya adalah kerang yang disukai banyak orang karena kelezatannya. Namun, kerang tak hanya bisa jadi hidangan yang menggugah selera, akan tetapi juga bisa jadi kerajinan yang bernilai seni tinggi.
Saat selesai makan kerang, sebaiknya jangan buru-buru membuang cangkangnya karena bisa dimanfaatkan sebagai ide prakarya yang cemerlang.
Seperti yang dilakukan Ibu Murni (44) warga asal Desa Geresa, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Ditemui di kediamannya, Sabtu (8/1/2022). Berbagai macam jenis kerang sudah ia jejerkan di ruang tamunya. Ada tempat tisu, model burung, ikan, asbak, pohon dan bentuk kerajinan lainnya.
“Kalau hari biasa saya tidak pajang karena takut ada anak-anak,”katanya memulai percakapan. Nampak sebenarnya Ibu Murni butuh etalase untuk melindungi kerajinan miliknya dari jangkauan anak-anak serta debu. Tapi karena desakan ekonomi ia belum bisa memilikinya.
“Iyah sebenarnya ini sudah harus ada lemari,”katanya seperti bisa membaca pikiran.
Murni, ibu dua anak ini sudah sekitar delapan tahun menekuni profesi sebagai pengrajin cangkang kerang. Awalnya, teman di kampungnya senang menggunakan bros dari kain flanel. Kemudian ia berpikir untuk mencari benda lain yang lebih murah, tetapi tetap bernilai jual.
“Saya terpikir kerang. Dan saya ungkapkan dengan teman saya, lalu besoknya kami pergi ke pantai mencari kerang,”ceritanya.
Dan benar saja, setelah dibuat. Jadinya menarik. Di situlah awal ketertarikannya pada kerajinan ini hingga sekarang. Mana lagi ternyata respon masyarakat banyak yang suka.
Ia pun semakin sering ke pantai. Memang ke pantai sudah menjadi hobinya sejak masa kanak-kanak saat tinggal di wilayah pesisir Kabupaten Banggai. Di pantai itu, Bu Murni suka bermain dan mengumpulkan kerang, lalu melahap isi kerang yang nikmat. Kebiasaan itu ia teruskan sampai berumah tangga dan tinggal di Desa Geresa.
“Kalau meti (air laut surut), saya senang cari kerang dan melihat-lihat kerang-kerang yang cantik,”ceritanya lagi.
Cangkang kerang dari berbagai bentuk ia kumpul di rumah. Selain membuat Bros dari kerang, ia juga membuat gantungan kunci dan terpikir olehnya untuk membuat kerajinan yang lebih besar lagi seperti tempat tisu.
“Ide-idenya banyak saya pelajari dari Youtube,”ujarnya.
Ibu Murni tergolong produktif. Dalam seminggu bisa membuat banyak kerajinan dengan berbagai bentuk. Kepada prolifik.id, Ibu Murni mengaku sangat menjiwainya.
Jika dicermati dengan baik, kerajinan cangkang kerang buatan Bu Murni sangat berbeda dari kerajinan cangkang kerang pada umumnya. Perbedaan itu terletak pada cangkang yang sengaja dipotong, sehingga memperlihatkan bentuk cangkang kerang pada bagian dalam.
“Ide itu tercetus, saat saya baru saja makan kerang dan saya dapati kerang yang pecah. Dan saya langsung tertarik dengan bentuknya,”ceritanya lagi.
Jiwa seninya muncul. Bulatan di dalam kerang baginya memiliki keindahan sendiri. Sejak hari itu, ia terpikir untuk membuat aneka bentuk lain dengan menggerinda cangkang kerang lalu dipadupadankan dengan jenis kerang lainnya.
Namun, walaupun tergolong produktif, sebenarnya Bu Murni, masih membutuhkan bantuan dan dukungan. Khusus bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Morowali yang pernah ia terima yakni dari Dinas Kelautan dan Perikanan berupa bantuan skap listrik serta pernah diikutkan dalam pelatihan di salah satu hotel di wilayah Bungku Tengah.
Selama mengikuti pelatihan, ia semangati seorang mentor dari luar negeri supaya tetap semangat berkarya walaupun hanya sendiri.
Belum Kuasai Pasar
Walaupun sudah delapan tahun menggeluti kerajinan itu. Bu Murni masih kesulitan untuk memasarkan produknya. Selama ini berbagai usaha sudah ia coba mulai dari jualan dari mulut ke mulut sampai jualan online sudah ia geluti, tapi, ia masih juga mengalami sejumlah kendala.
Sehingga dalam sebulan, produk miliknya belum tentu terjual. Alias tidak menentu. Karena itu, Ibu Murni tidak mengenal kata pandemi. Sebab peminat barang dagangannya masih saja sepi tidak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya.
Adapun tambahan penghasilan yang ia peroleh dari berbisnis kerajinan kerang yakni dari pameran-pameran yang diikutinya. Seperti pelaksanaan Sombori Tourism Festival (STF) yang baru ini terlaksana, kerajinan buatan Bu Murni dan perajin lainnya habis terjual.
“Saya bawa tempat pensil dan gantungan kunci di sana (STF). Laku. Selain itu, saya pernah ke Banggai ikut pameran dan memasarkan produk juga ada yang laku,”ceritanya.
Selain itu, Pemda Morowali melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Daerah juga pernah membeli produk milik Bu Murni untuk dipamerkan di provinsi.“Kerajinan saya ini kata seorang kolektor dari Banggai, lebih banyak dilirik orang kota. Katanya di kota produk seperti ini masih jarang,”ucap dia.
Selain punya kendala soal pemasaran, ia juga kerap terhalang di kemasan. Untuk diketahui kerajinan milik Bu Murni tergolong kerajinan yang membutuhkan kemasan khusus agar produk miliknya tidak mudah rusak karena terkena benturan atau guncangan bila harus melalui pengiriman.
“Pernah ada permintaan supaya dikirim, tapi saya batalkan karena saya tidak punya kemasannya. Modalnya juga tidak punya,”aku Bu Murni.
Saat ini untuk mendapatkan kerajinan kerang miliknya hanya bisa mendatangi langsung kediamannya Nindi Craft Geresa atau dipesan melalui media sosial (Facebook) miliknya ‘karina nindi’. Tak usah khawatir dengan harga. Barang kerajinan milik Bu Murni cukup terjangkau yakni Rp 5.000 sampai Rp 50 ribu.
Seperti halnya perajin di Morowali, besar harapan Bu Murni agar ‘Rumah Oleh-oleh’ milik Pemda Morowali yang telah diresmikan beberapa waktu lalu bisa segera ditempati agar usaha kerajinan Bu Murni dan pengrajin lainnya bisa berjalan lancar.
Karya seni dari cangkang kerang seperti Bu Murni sebenarnya tak hanya bisa jadikan hiasan untuk mempercantik rumah, tapi juga bisa dijadikan sebagai kado yang unik untuk orang-orang spesial dalam hidupmu. ***
Hits: 117