Sosial Politik

Pameran Lukisan Sketsa Hitam Putih, Sarana Memperkenalkan Seni bagi Milenial Morowali

PROLIFIK.ID – Puluhan bingkai sketsa lukisan wajah hitam putih terpampang di salah satu sudut ruang terbuka Cafe Lemo, Kelurahan Marsaoleh, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Sabtu (20/8/2022).

Lukisan-lukisan itu, sebenarnya bukan hanya untuk dipajang, tetapi tak lain dari kegiatan pameran kecil di cafe tersebut yang diberi tema ‘Dua Rupa’ sketsa hitam putih karya Aidil JR.

Hari itu, Muhammad Jumaidil Yasin atau Aidil JR, sang pembuat lukisan sendiri tampak duduk di tengah cafe ditemani dua orang temannya, Ketua Komunitas Kuas Liar, Faldi Musa atau Rivaldi dan anggota sesama komunitas, Muhammad Sose sementara Aidil sendiri juga anggota komunitas tersebut.

Itu, adalah pertama kalinya karyanya dipajang di sebuah kafe di Ibu Kota Morowali, Bungku Tengah. Ia mengaku senang sekaligus menjadi pengalaman pertamanya melihat karyanya di pajang untuk dinikmati pengunjung yang datang.

“Selama ini, saya tidak pernah memajang karya saya. Orang lebih banyak tahu dari mulut ke mulut, juga lewat komunitas,”terang karyawan kontraktor yang berada di kawasan PT.IMIP ini.

Namun selain di Cafe Lemo, sebenarnya lukisan karya Aidil juga pernah ikut terpajang pada pameran yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Makassar. Pria asal Pasangkayu, Sulawesi Barat ini mengungkapkan memang sejak dulu hobi melukis.

“Sejak SD. Suka menggambar pemandangan,”ceritanya.

Pengunjung yang terdiri dari anak-anak dan remaja mengikuti demo melukis. Foto: istimewa

Kemudian, saat dewasa, kecintaannya akan seni lukis sketsa hitam putih muncul saat melihat karya-karya Muhammad Suyudi, yang tak lain guru dari keponakan Aidil. Ia sering diminta keponakannya itu untuk menggambar sebagaimana tugas yang diberi gurunya, Suyudi.

“Saya melihat karya-karyanya (Suyudi) diinstagram dan langsung tertarik mencoba,”ungkapnya.

Foto sketsa pertama yang ia hasilkan adalah gambar seorang perempuan berhijab sedang tersenyum. Seiring waktu, karyanya tersebut ia sempurnakan agar lebih menarik.

Dalam setahun tinggal di Morowali sebagai karyawan, ia sudah menghasilkan lebih dari 100 karya. Dari jumlah tersebut sekiranya 20 karya sudah habis terjual. Pelanggannya berasal orang-orang dekatnya yang juga ada di sekitar perusahaan.

Satu sketsa wajah, ia bandrol Rp 200 ribu. Dan ternyata di wilayah Kecamatan Bahodopi tempatnya tinggal sekaligus bekerja, peminatnya cukup banyak. Para pemesan cukup memberikan foto terbaiknya. Dan tinggal menunggu untuk diselesaikan Aidil.

Untuk satu sketsa bisa memakan waktu hingga tiga hari, paling cepat sehari. Tergantung dari kesibukan aktivitasnya yang sehari-hari menjaga gudang di perusahaan tempatnya bekerja.

“Gambar pemandangan saya laku terjual seharga Rp 2 juta yang beli yang punya perusahaan tempat saya bekerja. Total sudah ada empat karya yang dia beli,”ungkapnya.

Besar harapan Aidil, usai pameran ini yang digelar sejak, Senin-Minggu (15-21/8/2022), ia ingin suatu saat bisa mempunya galeri sendiri yang dipenuhi karya-karya indahnya.

Sementara itu, Pemilik Cafe Lemo, Tony mengungkapkan pameran kecil itu diselenggarakan untuk memperkenalkan seni rupa terutama kepada anak-anak muda.

“Paling tidak dengan pameran ini, anak muda Morowali bisa punya pengalaman dan pengetahuan soal seni lukis dan karya seperti ini wajib diapresiasi serta memiliki nilai komersil,”tutup Tony.

Kegiatan itu diisi dengan melukis model dan membuat sketsa yang diikuti oleh para pengunjung yang terdiri dari anak-anak hingga dewasa.***

Hits: 126

admin

Praktisi Teknologi Informasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button