Airlangga Hartato, Sosok Teknokrat yang Egaliter
PROLIFIK.ID – Ketua Umum Partai Golkar Pusat, Airlangga Hartato dinilai sosok teknokrat yang bersahaja. Ia seorang yang cerdas dan egaliter walaupun kapasitasnya sebagai seorang yang memimpin partai terbesar kedua di Indonesia.
“Saya kenal sedikit dengan Pak Airlangga waktu menjadi pemibicara di kampus. Jadi kita ngomong soal kampus digital. Orangnya asik disapa. Ramah. Membuat orang nyaman. Kelihatan ia egaliter,”kata Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Siti Zuhro dalam talk show yang diselenggarakan Lembaga Komunikasi dan Informasi (LKI) Partai Golkar dengan tema ‘Membaca Arah Koalisi Indonesia Bersatu’ Jumat (24/6/2022).
Selain itu, di matanya, Airlangga memang sosok teknokrat. Setelah sering berdiskusi dengan Airlangga, ia bisa melibat Menteri Perekonomian RI itu menguasai banyak persoalan tidak hanya ekonomi.
“Saya tidak heran kalau nantinya KIB memutuskan Pak Airlangga Hartarto sebagai capres 2024, meski itu sangat tergantung pada dinamika yang terjadi di internal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB),”jelas Siti Zuhro.
Melirik pemimpin saat itu, Jokowi, menurutnya juga sangat luar biasa. Berbagai hal-hal positif melekat pada sosok tersebut terutama dikenal sebagai pemimpin yang merakyat. Namun untuk Pemilu di tahun 2024, tidak akan menutup kemungkinan akan kelihatan sosok pemimpin yang akan muncul di tahun 2023.
Tetapi, bagaimanapun menurut Siti, untuk Pemilu 2024, harus menonjolkan pendekatan teknokrat itu untuk menuju politik yang lebih sehat. Pemilu 2024 harus memunculkan pemimpin yang memiliki role model (panutan).
“Tentu model seperti Jokowi sudah nggak laku. Ini era digital. Pemilih kita mayoritas milenial di bawah umur 45 tahun. Itu artinya, pemilih menginginkan sosok yang lebih cerdas. Nggak perlu masuk ke gorong-gorong,”katanya lagi.
Di sisi lain, bicara soal hasil survei memang banyak lembaga survei menyatakan Airlangga berada pada posisi bawah. Namun, sejak dulu ia peneliti yang tidak percaya dengan hasil survei. Hal itu dimulai sejak meneliti partai politik puluhan tahun silam. Lembaga survei menurutnya salah satu alat yang dipakai partai untuk mendongkrat elektabiltas calon.
Sehingga Siti menyarankan agar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dalam menentukan capres dan cawapres yang akan diusung tidak terpaku pada popularitas dan elektabilitas semata.“Jangan terlalu percaya dengan lembaga survey,”tandas Siti.
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Timur, M. Sarmuji mengatakan bicara soal pemimpin yang teknokrat, Airlangga Hartato dinilainya punya kemampuan tersebut. Bahkan jika dibandingkan dengan pemimpin partai lainnya yang ada dalam koalisi, Airlangga masih lebih baik.
“Airlangga kami dorong karena punya kemampuan yang capres lain tidak punya. Sangat jarang ada Ketua Umum Partai punya kemampuan politik seperti itu,”jelasnya.
Sedangkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Dr (Cand) Syarifah Amelia mendukung pemilihan pemimpin untuk KIB adalah sosok yang teknokrat dan menganut prinsip persamaan. Saat menentukan koalisi pihaknya tidak pernah menyebutkan siapa sosok yang diharapkan.
“Tetapi marwahnya pasti akan lebih ke ketum (ketua umum). Dan saya yakin PPP tidak akan lagi left behind (tertinggal). Ketum PPP mengatakan ingin menjadi pemain kunci di KIB,”tutup Syarifah.
Diskusi LKI Partai Golkar ini, juga menghadirkan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.
Hits: 57