Pariwisata

Hutan Mangrove, Destinasi Wisata yang Banyak Bertebaran di Morowali

PROLIFIK.ID – Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, memiliki banyak destinasi wisata untuk dikunjungi. Salah satu tempat wisata yang paling banyak tersedia di daerah ini adalah wisata Mangrove.

Di beberapa titik pesisir pantai Kabupaten Morowali tumbuh kawasan hutan Mangrove, yang kemudian dikelola Pemerintah Desa. Seperti yang ada pada kawasan Taman Wisata Mangrove Lafutu Beach di Desa Tofuti, Kecamatan Bungku Tengah.

Untuk menuju lokasi wisata ini relatif tidak sulit. Terletak di ujung Desa Tofuti, sekitar 3 kilometer dari ibukota Bungku Tengah Kelurahan Marsaoleh atau 11 kilometer dari Taman Kota Bungku, Desa Funoansingko, Kecamatan Bungku Tengah. Tidak susah mencari lokasi ini apalagi bermodalkan google maps, dengan mudah akan ditemukan lokasinya.

Destinasi wisata hutan Mangrove di Morowali. Foto: Intan/PaluPoso

Diresmikan langsung oleh Bupati Morowali, Taslim, Sabtu 9 Januari 2021, kawasan wisata tersebut menyimpan daya tarik tersendiri. Memiliki jembatan yang panjangnya sekitar 2.400 meter, membelah kawasan hutan Mangrove hingga ke pesisir pantai. Sehingga, lokasi tersebut menyajikan pemandangan laut di antara kawasan hutan Mangrove.

Sama halnya dengan jembatan Mangrove pada umumnya, jembatan Mangrove Tufuti juga dicat warna-warni sehingga membuat suasana makin semarak. Beberapa kursi dan gazebo tempat beristirahat pengunjung juga disediakan.

Saat masuk di dalam kawasan wisata, jangan berharap bisa berada di antara kawasan mangrove yang rimbun. Justru sebaliknya, pohon mangrove di lokasi tersebut jumlahnya sangat sedikit, tetapi dari segi ukuran, pohonnya terlihat lebih besar, bercabang-cabang hingga layak menjadi pohon peneduh.

Destinasi wisata hutan Mangrove di Morowali. Foto: Intan/PaluPoso

Di bawah jembatan terhampar pohon-pohon mangrove baru. Ratusan hingga ribuan pohon Mangrove setinggi setengah meter hingga satu meter dan bentuknya sangat runcing.

Namun jangan khawatir soal keindahannya, sangat menarik. Menyejukkan. Bila matahari pagi dan air laut surut, puluhan kepiting dan ikan tembakul/ gabus laut (periophthalmus modestus), ikan berkaki dua yang senang melompat-lompat ke daratan terutama di daerah berlumpur dangkal sekitar hutan bakau memenuhi daratan bakau.

Begitu juga dengan kepiting bakau (scylla spp) juga mudah ditemukan di lokasi ini. Jika beruntung, pengujung bisa mendapati burung pelikan putih (pelecanus occidentalis) di daratan mencari ikan yang berada di laut dangkal. Belum lagi angin laut yang sepoi-sepoi menambah keteduhan tempat itu.

Hanya saja di lokasi ini sangat sulit untuk menjumpai penjual makanan di lokasi wisata. Beberapa warung yang berdiri tidak lagi dibuka, meski tempat tersebut baru diresmikan sekitar dua bulan lalu. Sebaiknya pengunjung harus membawa bekal sendiri seperti makanan berat, nasi dan lauknya.

Sementara snack dan minuman tersedia di toko yang letaknya tak jauh dari wisata itu. Dan jangan lupa buanglah sampah pada tempatnya. Sumber: paluposo.com mitra kumparan.com

Hits: 39

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button