Rachmansyah Ismail, dari ASN ke Politik demi Bangun Morowali
PROLIFIK.ID – Ir.H.A. Rachmansyah Ismail, M.Agr.,MP atau yang lebih akrab disapa Pj Bupati Morowali, dulunya seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Provinsi Sulawesi Tengah. Ia kemudian mengakhiri statusnya dengan pensiun dini setelah memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon bupati Morowali periode 2024-2029.
Dalam beberapa kesempatan wawancara, Rachmansyah mengaku karirnya sebagai ASN cukup moncer. Ia punya jabatan ASN tertinggi di kalangannya, tetapi ia tidak silau akan jabatan. Pengabdiannya secara politik mulai muncul setelah melihat kondisi Morowali saat ini.
“Saya harus pimpin Morowali,”kata Rachmansyah dalam beberapa kesempatan kunjungannya.
Dari kacamata seorang Rachmansyah, Morowali adalah daerah dengan kemajuan yang pesat. Tetapi semua harus dibenahi, mulai dari sosial ekonomi masyarakat dan lainnya. Sebagai anak daerah, ia terketuk ingin membenahi persoalan-persoalan itu.
“Persoalan listrik dan pendidikan. Morowali bahkan tidak punya universitas. Ada, tapi itu pun hanya afiliasi. Kita ingin Morowali lebih maju dan punya universitasnya sendiri,”lanjutnya.
Saat ke Pulau, Rachmansyah punya banyak segudang ide untuk Morowali, misalnya membangun jembatan penghubung pulau karena ia melihat potensi ekonomi di dalamnya dan yang paling terpenting kesejahteraan masyarakat terpenuhi.
Ke Witaponda yang dikenal dengan wilayah pertanian dan perikanan, Rachmansyah juga melihat banyak potensi dan penyelesaian persoalan petani dan nelayan yang bisa diatasi.
Rachmansyah juga ingin membangun Ibu Kota Morowali yakni Bungku Tengah sebagai pusat dari seluruh wilayah. Menurutnya, pembangunan harus dimulai juga dari ibu kota. Maka tercetuslah keinginan membangun mall sebagai pusat perbelanjaan dan sebagai pusatnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) warga.
Rencana-rencana Racmansyah sebenarnya bukan lahir tiba-tiba, semua itu karena keluhan warga, kondisi Morowali serta berbekal dari pengalaman di birokrasi. Misalnya di Kecamatan Witaponda, seorang petani mengeluh tentang hasil pertaniannya. Ternyata Rachmansyah sudah memikirkan persoalan pertanian di wilayah itu jauh hari.
Sebagai mantan birokrat yang malang-melintang selama kurang lebih 30 tahun. Karirnya sebagai ASN yang diangkat oleh Kementerian dimulai saat usia 21 tahun yang dimulai dari staf hingga menjadi Kepala Dinas skala kabupaten hingga provinsi, Rachmansyah tahu benar kesulitan-kesulitan yang dihadapi warga.
“Saya pernah jadi Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan, Kehutanan, Perumahan dan Tata Ruang, Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Morowali.”katanya sembari mengingat-ngingat jejak karirnya di Morowali.
“Jadi saya tahu betul persoalan yang dihadapi masyarakat khususnya para petani,”tambah Rachmansyah disertai bincang-bincang langsung kepada seorang petani.
Walaupun punya segudang ilmu dan pengalaman di birokrasi, saat menjadi bakal calon bupati dan turun menyapa warga, Rachmansyah pribadi yang tidak banyak bicara. Selebihnya ia justru minta doa restu dan dukungan warga.
“Inilah karakter diri saya (jarang bicara). Saya ingin memimpin Morowali, makannya saya lepas jabatannya saya. Saya ingin Morowali maju dari segala sisi baik manusianya dan Sumber Daya Alam-nya,”tutup Rachmansyah. ***
Hits: 130