Sosial Politik

FAI Morowali Buat Film Perdana Drugs and Cultures Gandeng BNN

PROLIFIK.ID – Komunitas Airsoftgun Morowali dibawah naungan Federasi Airsoftgun Indonesia (FAI) akan menggarap film pendek yang bertema “Drugs and Cultures” dengan menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Morowali.

Hal itu disampaikan Produser Film Drugs and Cultures, Moh. Fikrih, kepada media ini, Sabtu (25/1/2025).

Dijelaskannya, film garapan sutradara asal Kabupaten Poso itu akan mengandung pesan moral yang kuat, tetapi juga bakal menghadirkan perpaduan budaya, adat, dan isu sosial yang terjadi saat ini.

“Film garapan kami bergendre thriller dan drama. Mengangkat kisah yang menyentuh tentang bahaya narkoba yang saat ini menjadi momok menakutkan di Kabupaten Morowali,”ujarnya.

Dengan menggandeng BNN, pihaknya berharap film tersebut menjadi karya kolaboratif yang sarat anak nilai edukasi sekaligus hiburan.

“Di film tersebut tidak hanya memberikan peringatan akan bahaya narkoba, tetapi juga bagaiman adat dan budaya berperan sebagai kontrol sosial untuk tetap menjaga moralitas masyarakat di tengah derasnya industri di Morowali,”ujarnya Fikrih lagi.

Adapun daya tarik film itu, semakin diperkuat dengan kehadiran Bassit dari band legendaris Steven and Coconut Trees, Rifal Himran. Selain itu, beberapa artis ibu kota lainnya yang masih dirahasiakan dijanjikan akan menjadi kejutan menarik dalam produksi itu.  

Di balik layar, film tersebut digawangi sineas muda berbakat, Kiki, yang sebelumnya telah mencatat prestasi gemilang di Festival Film Pendek Jakarta melalui karya seperti Jalan Pulang dan Mata-Mata. 

Sebagai sutradara, Kiki membawa sentuhan sinematik yang berani dan penuh emosi. Proses produksi dipimpin oleh produser Moh. Fikrih, yang juga bertanggung jawab sebagai Production Manager sekaligus Post-Production Manager. Posisi Assistant Director dipegang Endy, melengkapi tim yang solid dan berpengalaman.  

Dengan digarapnya film tersebut, Fikrih sendiri berencana dalam waktu dekat akan membentuk komunitas yang merangkul seluruh pekerja kreatif baik sineas, budaya dan membuat seminar-seminar yang bertemakan perfilman.

“Anak muda Morowali sejatinya memiliki potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan penuh talenta. Namun, hingga kini, belum tersedia wadah yang terstruktur dan terkelola dengan baik untuk mengembangkan potensi tersebut secara maksimal,”kata Fikrih.

Oleh karena itu, lanjutnya, melalui pembuatan film tersebut, ia berharap kehadiran film itu dapat menciptakan ruang inspirasi dan kolaborasi yang mampu menjadi pijakan awal bagi generasi muda untuk menunjukkan kreativitas, mengasah kemampuan, dan berkontribusi bagi kemajuan daerah. 

“Film ini tidak hanya menjadi media hiburan, tetapi juga menjadi simbol harapan dan kebangkitan generasi Morowali,”tambahnya.

Sementara itu, Sutradara Drugs and Cultures, Kiki mengungkapkan alasan dibalik diambilnya tema drugs dan budaya untuk film itu, mengingat penyalahgunaan obat-obatan seperti narkoba di Morowali cukup besar, sehingga penting mengangkat isu sosial demikian.

“Harapan saya sebagai sineas, warga Morowali khususnya anak muda bisa tertarik menonton film ini dan anak muda Motowali juga mau berkarya menyampaikan pesannya lewat audio visual seperti film yang ingin kami garap ini,”jelasnya. 

Sebagai sebuah karya yang menggabungkan seni, budaya, dan advokasi sosial. Keduanya berharap, film itu diharapkan tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga inspirasi bagi masyarakat untuk bersama-sama membangun Morowali yang lebih sehat, beradab, dan bebas dari narkoba. ***

Hits: 138

admin

Praktisi Teknologi Informasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button