Sosial Politik

Tak Dicintai Rakyat Sendiri, Bahasa Indonesia Sulit Jadi Bahasa Resmi ASEAN

PROLIFIK.ID – Bahasa Indonesia berpotensi besar menjadi bahasa resmi di ASEAN. Namun, hal itu bisa terjadi bila masyarakat Indonesia peduli dengan keberadaan bahasa negaranya.

“Sejauh ini yang menjadi kelemahan kita itu justru orang Indonesia sendiri kurang peduli terhadap bahasa Indonesia,” kata pakar bahasa dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Henry Yustanto, kepada Medcom.id, Kamis, 7 April 2022.

Henry menyebut orang Indonesia hanya mengetahui bahasa Indonesia secara lisan. Namun, sangat lemah ketika menggunakan bahasa Indonesia secara tertulis.

“Jadi, ini sikap bahasa seseorang, seorang Indonesia kalau punya sikap positif terhadap bahasanya, dia akan setia menggunakan bahasa Indonesia,” tutur Henry.

Henry menyebut kelemahan itu dapat ditutupi. Salah satunya menggerakkan masyarakat untuk cinta bahasa sendiri.

Selain itu, pemerintah juga terus melakukan upaya agar bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN. Salah satunya membuat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan.

“Di sana diatur pemakaian bahasa Indonesia termasuk meningkatkan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional,” tutur dia.

Henry menuturkan hal itu diimplementasikan pemerintah dengan membuat program pertukaran pelajar. Mahasiswa asing didatangkan untuk belajar bahasa Indonesia di Tanah Air.

“Hingga ada pengiriman mahasiswa dan dosen Indonesia ke luar negri untuk mengenalkan bahasa Indonesia. Bahkan sekarang kan bahasa Indonesia sudah banyak menjadi mata kuliah di luar negeri,” tutur dia.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menolak usulan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN. Usulan itu disampaikan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob dalam lawatannya ke Indonesia.

Nadiem menilai bahasa Indonesia lebih layak digunakan sebagai bahasa resmi ASEAN. Hal itu mempertimbangkan keunggulan historis, hukum, dan linguistik.

Sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar untuk pertemuan-pertemuan resmi ASEAN,” tegas Nadiem dalam keterangan tertulis, Senin, 4 April 2022. ***

Sumber: medcom.id

Hits: 12

admin

Praktisi Teknologi Informasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button