Meski Perang Berkecamuk, Investor Asing Tetap Beli Saham di RI
PROLIFIK.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pada perdagangan minggu ini. Meski perang sedang berkecamuk di Ukraina, tetapi investor asing tetap getol membeli saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada perdagangan akhir pekan, IHSG finis di posisi 6.928,33. Menguat 0,87 persen ketimbang hari sebelumnya.
Ini membuat IHSG menguat 0,58 persen sepanjang pekan ini secara point-to-point. Performa IHSG lebih baik ketimbang indeks Shanghai Composite (-0,43 persen), Straits Times (-2,05 persen), Hang Seng (-3,79 persen), hingga Nifty 50 (-2,48 persen).
Derasnya aliran modal asing menjadi motor bagi laju IHSG. Sepanjang minggu ini, investor asing membukukan beli bersih (net buy) Rp 4,57 triliun. Sedikit lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya di mana net buy investor asing tercatat Rp 4,42 triliun.
Sentimen negatif dari perang Rusia vs Ukraina tidak (atau belum?) menghambat minat investor asing untuk masuk ke pasar saham Indonesia. Malah sepertinya menjadi sentimen positif.
Indonesia adalah negara penghasil komoditas. Batu bara, minyak sawit, tembaga, timah, dan sebagainya adalah produk-produk andalan ekspor Indonesia.
Konflik Rusia vs Ukraina membuat harga komoditas melambung. Ini tentu nantinya akan dirasakan oleh emiten-emiten produsen komoditas di Indonesia. Potensi lonjakan laba adalah sesuatu yang sangat nyata sehingga saham emiten komoditas layak dikoleksi.
Kemarin, harga saham emiten batu bara ‘beterbangan’. Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) meroket 16,48 persen. Kemudian harga saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 3,91 persen dan saham PT Indika Energy Tbk (INDY) ‘lompat’ 8,89 persen.
Kemudian saham emiten produsen minyak kelapa sawit pun melejit. Kemarin, harga saham PT Astra Agro Lestrari Tbk (AALI) naik 2,64 persen dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) bertambah 1,32 persen. Sumber: cnbc Indonesia.com
Hits: 4